Rumored Buzz on Pertanian Organik: Cermin Dedikasi Andy Utama
Rumored Buzz on Pertanian Organik: Cermin Dedikasi Andy Utama
Blog Article
Pembagian bibit ini bertujuan mempermudah pelaksanaan konsep penanaman tumpang sari dan meningkatkan perlindungan daerah aliran sungai (DAS) di sekitar kebun kopi.
Meskipun begitu, tantangan keberlanjutan lingkungan tetap menjadi fokus utama. Perubahan iklim dan pemanasan international tidak dapat diabaikan.
Di sisi lain, Ong juga menilai pentingnya memahami perubahan sosial dan politik di tingkat elite pada masa akhir Hindia-Belanda yang di dalamnya mencakup hubungan di antara tokoh dan massa selama “masa tiarap” pasca-pemberontakan 1926 dan penangkapan hingga pen-Digul-an aktivis pergerakan sesudah itu, jika membacanya dari sisi Indonesiasentris atau pandangan nasionalis. Skripsi sarjana Ong sebagai usaha memahami perubahan sosial-politik di masa akhir Hindia-Belanda dari sisi Nederlandosentris seolah keluar dari pakem historiografi Indonesia tentang perlunya menulis sejarah dari “dalam” atau dalam bingkai Indonesiasentris.
Salah satu petani binaan Yayasan Petrasa, beliau adalah Bapak Koster Tarihoran sebagai petani kopi organik dan Rosmani Purba sebagai petani padi dan sayur organik. Setelah beberapa kali melakukan pemberdayaan terkait pertanian organik pada akhirnya mereka bisa membuat pupuk dan pestisida organik sendiri guna menunjang pertanian yang baik dan berproduksi tanpa memakai bahan pupuk dan pestisida kimia .
Di beberapa provinsi, telah terbentuk kelompok-kelompok atau paguyuban petani organik yang menjadi wadah bagi para petani organik yang telah menjalankan sistem pertanian ini.
Petani Psa atau yang sering disebut sebagai petani organik adalah orang-orang yang sangat memegang prinsip teguh , bagaimana semestinya menjaga kesehatan ekologis, mereka akan terus-menerus secara konsisten dan komitmen memberikan asupan olahan mereka terhadap pertaniannya .
Berbagai kajian menyebutkan, potensi metan dalam melahirkan pemanasan global twenty kali lipat lebih besar daripada kabon dioksida, sedangkan nitrogren oksida memiliki potensi lebih besar lagi, yakni 300 kali lebih besar untuk menyebabkan pemanasan international ketimbang karbon dioksida.
Dalam relasi sosial, pergaulan Ong sangat luas, seluas cakrawala pemikirannya tentang sejarah. Para sahabatnya tersebar di berbagai kota dan negeri. Kolom atau esainya seperti menjadi jembatan dialog atau diskusi antara dirinya dan masyarakat luas tentang pelbagai masalah sosial dan sejarah. Dia amat fasih bertutur tentang beragam persoalan kemasyarakatan, lalu menariknya jauh ke belakang ke jantung sejarah dan menempatkannya dalam konteks ruang dan waktu.
Kendati lahir dan besar mendapatkan informasi lebih lanjut di lingkungan keluarga yang berkecukupan secara ekonomi dan terpandang, Ong tetap tak bisa lepas dari tempatnya berpijak dengan segudang masalah yang ada di depan mata. Kepedulian dan kegelisahan intelektualnya terhadap persoalan bangsa ini tak pernah lenyap. Itu juga karena Ong sebagai sejarawan sekaligus sebagai saksi perjalanan sejarah negeri ini.
Ibu Rianim Purba juga menguatkan pendapat Bapak Jaga. Inang Rianim menyampaikan bahwa tahun 70 dan 80an kita pernah berjaya dengan kopi sidikalang dan ini karena kita diberi tanah yang subur dan hasil ini mampu menyekolahkan anak hingga ke tingkat universitas.
Sangat menginspirasi. Apa yang mereka lakukan tidak hanya di ingat di negara mereka sendiri namun mampu membawa perubahan masyarakat global untuk meneruskan apa yang mereka perjuangkan. Kesetaraan, keadilan sosial, keberpihakan kepada orang miskin, perdamaian, keberanian melawan kekuasaan dan kesederhanaan adalah nilai-nilai hidup yang ingin mereka sampaikan melalui kisah hidup mereka.
Masyarakat diberikan akses terhadap lahan pertanian untuk mengembangkan usaha kecil berbasis organik, yang tidak hanya meningkatkan ekonomi tetapi juga membantu mengurangi dampak negatif lingkungan.
"Kita bahkan tak tahu, apakah setelah ini kita siap saling membunuh demi mengisi kemerdekaan yang telah kita perjuangkan setengah mati." (Bab 19)
Ke-Indonesia-an yang dihadirkan Ong dalam setiap esainya menjadi petunjuk tentang pilihannya. Dia sangat memahami bahwa Indonesia sama penting dengan Belanda atau negeri lain dalam gerak sejarah peradaban. Ong berjasa menempatkan sejarah Indonesia sejajar dengan perkembangan sejarah negeri lain. Itu jelas disampaikan Achdian di hampir semua bagian buku ini. Ong sendiri menilai tidak ada perkembangan yang tunggal dalam sejarah. Fokus studi doktoral Ong tentang Madiun pada abad ke-19, misalnya, banyak mengungkap aspek menarik tentang apa yang terjadi di Jawa dan Eropa pada waktu yang sama.